Seperti biasa, hari libur adalah waktunya untuk me-
refresh dari rutinitas sehari-hari. Tulisan kali ini masih tentang air terjun dan masih di kawasan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Sudah beberapa waktu yang lalu sebenarnya, tapi tak apa lah terlambat daripada tidak sama sekali (ngeles).
Kamis, 8 Maret 2018, sebelumnya sudah janji dolan dan hunting bareng master om Gatot (
@g4tot_sukamoto2). Rencananya akan ke Ranu Grati, Grati, Kabupaten Pasuruan, namun dialihkan ke air terjun kembali. Tujuan utama adalah air terjun Watu Ondo atau Coban Kembar Watu Ondo. Cek lokasi di
map ternyata ada spot lain yang berdekatan, air terjun Watu Lumpang. Untuk hari itu, dua tempat tersebut menjadi tujuannya.
Air terjun Watu Ondo dan Watu Lumpang berada di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) R. Soerjo, Pacet, Kabupaten Mojokerto berbatasan dengan Kota Batu. Berangkat dari kos sekitar 06.30 WIB langsung menuju ke Pacet yang berjarak +/- 23 km. Tiba di Pacet, perut terasa kosong karena memang belum diisi amunisi, lihat kanan-kiri mencari warung untuk sarapan sekaligus menunggu om Gatot dari Surabaya. Seporsi nasi pecel dan segelas teh hangat begitu nikmat menemani pagi dengan hawa dingin dan sejuknya pegunungan.
Setelah sarapan beralih ke minimarket membeli minuman bervitamin C dan
snake eh
snack. Beberapa waktu kemudian om Gatot tiba dengan bawaanya yang sudah pasti berisi peralatan dan perlengkapan tempurnya seperti orang pindahan, mengobrol sejenak dan melanjutkan perjalanan menuju lokasi. Kondisi langit di atas lokasi tujuan tampak berawan cukup tebal dan gelap. Cukup was-was, maklum saja jalur ke sana penuh lika-liku dan mempunyai tanjakan/turunan yang cukup tajam/curam. Meski kondisi jalan aspal dan baik namun kondisi basah terlebih turun hujan dapat membuat hati 'deg-deg ser'.
Air Terjun atau Coban Kembar Watu Ondo
Terletak di kawasan Tahura R. Soerjo Pacet, Mojokerto. Untuk menuju ke lokasi ini tidak sulit, sudah banyak rambu petunjuk di jalan tinggal mengikuti arah menuju Cangar atau Batu. Jika masih bingung buka saja peta 'Atlas' atau bantuan GPS, alternatif lain tanyakan saja kepada warga asal bukan rumput yang bergoyang apalagi batu yang berdendang, mudah. Pos atau pintu masuk dan tempat parkir berada di pinggir jalan. Air terjun berada di bawah atau lembah, namun tenang, meski di kawasan hutan akses menuju air terjun sangat baik sudah dibuatkan anak tangga dari batu. Pihak pengelola sudah menyediakan spot berfoto yang kekinian, selain itu menurut saya semua sisi di sana dapat dijadikan spot foto yang sangat bagus dengan pemandangan alam yang luar biasa indah.
Ada dua air terjun di satu tempat, satu yang tinggi dan jatuh tegak lurus dari atas. Satu lagi berada di sebelahnya dengan ketinggian yang lebih rendah. Saat itu keduanya memiliki debit air yang cukup deras karena masih masuk penghujan. Bagi penikmat keindahan alam, pasti akan merasa ingin berlama-lama di air terjun ini. Selain itu kondisi lingkungannya bersih dan mudah ditemukan tempat sampah yang disediakan pengelola. Ini tentu menjadi nilai tambah tersendiri yang sangat berarti.
|
Gambar 1 Air terjun Watu Ondo dari atas. Gear: Nikon D5200, 18-55mm kit lens (29 mm), f/10, 1/8 s, ISO 100, edit with Adobe Lightroom |
|
Gambar 2 Air terjun Watu Ondo. Gear: Nikon D5200, 18-55mm kit lens (18 mm), f/16, 15 s, ISO 100, ND 1.8 64x, edit with Adobe Lightroom |
|
Gambar 3 Air terjun Watu Ondo (2). Nikon D5200, 18-55mm kit lens (18 mm), f/16, 15 s, ISO 100, ND 1.8 64x, edit with Adobe Lightroom |
|
Gambar 4 Air terjun Watu Ondo (3). Nikon D5200, 18-55mm kit lens (18 mm), f/16, 15 s, ISO 100, ND 1.8 64x, edit with Adobe Lightroom |
|
Gambar 5 Aliran air di tengah dua air terjun Watu Ondo. Nikon D5200, 18-55mm kit lens (18 mm), f/5.6, 1/2.5 s, ISO 100, edit with Adobe Lightroom |
|
Gambar 6 Air terjun Watu Ondo (5). Nikon D5200, 18-55mm kit lens (18 mm), f/16, 15 s, ISO 100, ND 1.8 64x, edit with Adobe Lightroom |
|
Gambar 7 Air terjun Watu Ondo (6). Nikon D5200, 18-55mm kit lens (18 mm), f/16, 15 s, ISO 100, ND 1.8 64x, edit with Adobe Lightroom |
|
Gambar 8 Air terjun Watu Ondo (7). Nikon D5200, 18-55mm kit lens (55 mm), f/8, 1/8 s, ISO 100, edit with Adobe Lightroom |
Sekitar pukul 11.00 WIB tetesan-tetesan kecil dan rapat mulai berjatuhan dari langit, hanya sebentar. Namun, tak lama setelah itu kabut mulai datang. Kami pun mulai berkemas dan beranjak naik. Jika saat turun menuju air terjun tadi jalanan turun ke bawah dengan pemandangan indah, nah, saat pulang adalah waktunya untuk berolah raga karena jalur yang naik meski jalan sudah baik tetap cukup menguras tenaga.
|
Gambar 9 Sebatang pohon di tengah kabut saat mulai menyelimuti. Nikon D5200, 18-55mm kit lens (18 mm), f/4.5, 1/60 s, ISO 100, edit with Adobe Lightroom |
|
Gambar 10 Pemandangan di sekitar Pos (BW). Nikon D5200, 18-55mm kit lens (55 mm), f/8, 1/100 s, ISO 100, edit with Adobe Lightroom |
Sesampai di atas kami beristirahat dan bersantai sejenak di warung memesan kopi. Kabut sudah memenuhi ruang di lembah dan pandangan menjadi putih tak tampak air terjun hanya terdengar gemuruh air dari bawah. Tak lama kemudian hujan pun turun, kabar baik! Disyukuri dan dinikmati suasana hujan di pegunungan meski rasa sedikit was-was akan jalan pulang. Waktu semakin siang, hujan juga sudah reda. Sekitar 12.30 WIB kami beranjak meninggalkan lokasi dan berpindah ke tujuan berikutnya, air terjun Watu Lumpang, matahari pun mulai menampakkan dirinya.
Air Terjun atau Coban Watu Lumpang
Setelah dari Coban Watu Ondo kami melanjutkan perjalanan ke arah jalan pulang sekitar 1 km menuju Coban Watu Lumpang. Beberapa menit berkendara dengan sepeda motor sudah sampai di tujuan berikutnya. Bayar tiket di loket dan langsung menuju air terjun yang lokasinya sangat dekat, cukup berjalan kaki beberapa saat saja. Sudah sampai, langsung mencari sudut yang paling disukai dan bergegas mengeluarkan
gear tempur karena langit mulai dipenuhi awan gelap kembali. Di sini juga ada dua air terjun. Satu memiliki aliran yang cukup deras namun tidak tinggi, satu lagi lebih tinggi namun debit airnya jauh lebih kecil.
Tidak banyak pengunjung karena memang cuaca saat itu kurang mendukung juga bukan saat hari libur. Beberapa sudut pandangan sudah diambil, tak lama kemudian hujan turun kembali, bahkan cukup deras. Untung saja sudah ada tempat duduk dengan penutup atas, seperti halte bus, duduk bersantai menanti hujan reda.
|
Gambar 11 Air terjun Watu Lumpang. Nikon D5200, 18-55mm kit lens (18 mm), f/10, 20 s, ISO 100, ND 1.8 64x, edit with Adobe Lightroom |
|
Gambar 12 Air terjun Watu Lumpang (2). Nikon D5200, 18-55mm kit lens (18 mm), f/16, 15 s, ISO 100, ND 1.8 64x, edit with Adobe Lightroom |
|
Gambar 13 Air terjun Watu Lumpang (3). Nikon D5200, 18-55mm kit lens (18 mm), f/10, 20 s, ISO 100, ND 1.8 64x, edit with Adobe Lightroom |
|
Gambar 14 Air terjun Watu Lumpang (4). Nikon D5200, 18-55mm kit lens (55 mm), f/10, 20 s, ISO 100, ND 1.8 64x, edit with Adobe Lightroom |
Hujan mulai reda (masih gerimis tipis-tipis sebenarnya) kami putuskan untuk pulang dan waktu sudah siang 14.00 WIB. Beberapa saat berkendara, hujan deras kembali menyapa, sehingga kami memilih untuk beristirahat saja di
rest area, perut pun juga sudah meronta-ronta. Nasi goreng dan teh hangat menurut saya pilihan tepat di saat hujan deras dengan dinginnya pegunungan. Tak menunggu terlalu lama, pesanan pun tiba, dengan telur dadar di atasnya, wuh, sungguh menggoda, masih panas namun begitu istimewa. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan? (QS 55).
Hujan kembali reda, kami pun melanjutkan perjalan pulang. Tak disangka hujan kembali deras, namun tak apa lah sudah terlanjur. Langit di bawah memang tampak cerah dan benar saja keluar dari kawasan hutan atau sesampainya di bawah kondisi kering. Meski ditemani hujan deras dan jalan yang penuh lika-liku melewati tanjakan dan turunan, acara dolan kali ini tetap sangat menyenangkan dengan pemandangan yang begitu menawan.
Perjalanan pulang, menjadi penutup dari tulisan ini. Semoga bermanfaat.
List Biaya
Untuk rincian biaya yang dikeluarkan sebenarnya relatif. Namun, secara garis besar dapat dibuat seperti daftar berikut, dapat dijadikan sebagai gambaran.
Tabel 1 Rincian biaya Coban Watu Ondo dan Watu Lumpang (08-03-2018)
No. | Keterangan | Nominal (Rp) |
1 | BBM | 20.000 |
2 | Sarapan | 12.000 |
3 | Minuman + Snack | 10.000 |
4 | Tiket masuk Coban Watu Ondo | 10.000 |
5 | Parkir | 3.000 |
6 | Tiket masuk Coban Watu Lumpang | 10.000 |
7 | Parkir | 3.000 |
8 | Makan siang | 15.000 |
| Total | 83.000 |