Sempat mengikut diskusi on air di radio milik negara yang dijadikan wadah bagi masyarakat, bersama dr. Arya (dokter yang juga paham psikologi dan enterprenuer). Diskusi ini membahas tentang edukasi yang meliputi berbagai bidang. Kebetulan saat itu tentang masalah percintaan atau edukasi sex. Di sini saya gabungkan dengan hal-hal yang juga sering terjadi di sekitar.
Sering kali hal yang tidak wajar ditunjukkan oleh seseorang yang terpengaruh masalah ini. Jika awalnya berpenampilan biasa-biasa saja atau mandi 3 hari sekali, karena 'terjerumus' cinta berubah mandi sehari sekali. Selalu berpenampilan rapi, menyisir rambut dengan sebotol minyak rambut dan tidak lupa parfum yang menggelegar (lebay deh).
Agar cinta tersalur dan mendapatkan respon yang diinginkan, seseorang rela berkorban. Hal ini wajar-wajar saja bagi orang yang mengalaminya. Menurut dr. Arya, ada hormon yang mempengaruhi, endomorphin bekerja pada saat itu. Ini tidak beda jauh dengan efek narkoba (morfin). Seseorang menjadi seperti kehilangan kesadaran karenanya. Rasa senang terus meliputi. Jadi tidak heran ada istilah "tai kucing rasa coklat".
Bisa kita bayangkan saat sedang jatuh cinta, hati selau berdebar dan selalu ingin bertemu. Layaknya morfin, cinta juga mengakibatkan efek candu. Beliau mengumpamakan pasangan yang biasanya apel tiap malam minggu tapi tiba-tiba saja libur. Rasa bingung, gundah, tidak nyaman akan dirasakan. Langit seperti mau runtuh.
Kalau tidak salah, beliau juga mengatakan bahwa rasa suka terhadap lawan jenis itu dipengaruhi sel yang terdapat pada sistem imun kita. Sel itu adalah sel langerhans. Ada juga penelitian yang menyebutkan bahwa libido kita bereaksi tiap 30 detik setelah kemunculan sebelumnya. Bisa dibayangkan?
Cinta itu universal, bisa ke keluarga, saudara, teman, bahkan ke semua makhluk. Hidup tanpa cinta akan penuh kekacauan.
hahah,,sepi amat ya bro,,,blogwalking makanya bro,hohoo
ReplyDeleteHehe, iya mas, adek msh bru mulai lagi ini stelah skian lama vakum. :-D
Delete