Hm, tulisan kali ini menyangkut masalah psikologi. Sebenarnya saya bukan seorang psikolog atau orang yang berkecimpung dengan kejiwaan. Namun, saya suka dengan dunia psikologi. Kesukaan ini berawal waktu tiga SMA dulu. Saat itu saya melihat adanya perubahan sifat dari beberapa teman. Perubahan itu lumayan tampak jelas. Sewaktu di kelas dua, ada yang diem tiba-tiba jadi agak bandel ketika kelas tiga. Ada yang entah kenapa sering menyendiri, dlsb. Hal itu membuat saya sedikit berpikir dan mulai gemar membaca buku-buku tentang psikologi.
Pada tulisan kali ini saya akan sedikit mengulas tentang "gaduh" kaum muda, lebih tepatnya perilaku menyimpang khususnya oleh kaum muda. Perilaku menyimpang sendiri merupakan suatu perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku. Beberapa orang beranggapan masa muda adalah masa bersenang-senang. Berbagai hal yang dianggap asyik dilakukan tanpa berpikir panjang. Kehidupan kaum muda sekarang erat dengan free sex, narkoba, alkohol, kekerasan, dll. Hal-hal tersebut tentu bersifat negatif. Namun apa daya, semua itu merupakan sesuatu yang asyik dilakukan. Banyak hal yang melandasi perilaku menyimpang ini. Pergaulan yang saat ini dapat dikatakan bebas, di samping itu kemajuan teknologi juga turut mendukung. Berbagai informasi dapat kita kirim dan didapat dengan mudah dari berbagai tempat.
Berbicara tentang kemajuan teknologi informasi, teringat ulah pemuda-pemuda yang duduk manis di depan PC di warnet. Yang dilakukannya bukan browsing materi sekolah atau kuliah, namun 'melongo' melihat gambar-gambar atau video yang memang menurut saya juga enak dipandang (lho, haha). Selain itu, sewaktu kelas dua SMA, pernah saya baca hasil survei yang menyebutkan bahwa gadis di Yogyakarta 96% sudah tidak perawan lagi. Ini prestasi yang sangat bagus (menyedihkan). Kaum muda juga erat dengan kekerasan. Tawuran antarpelajar, mahasiswa, sudah tidak asing lagi di telinga. Ada banyak beberapa alasan yang dapat menjelaskan perilaku menyimpang ini.
Proses Mencari Jati Diri
Remaja, dapat dikatakan masa di mana pencarian jati diri. Emosi individu pada masa ini cukup labil. Hal ini berpengaruh terhadap sifat yang mudah berubah-ubah dan mudah terbawa suasana. Tidak jarang ada yang berlaga kuat atau seperti preman, tujuannya agar dikenal dan dianggap seperti apa yang dilakukannya.
Pengaruh Keluarga
Keluarga mempunyai peran penting dalam pembentukan karakter individu. Anak yang sering melakukan perilaku menyimpang, tidak jarang dapat pengaruh dari kondisi keluarganya.
Kasus penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, tidak sedikit karena latar belakang keluarga. Keluarga harus memberikan contoh yang baik. Kasih sayang sebenarnya harus ada di tiap keluarga. Tidak hanya bekal materi, pemberian bekal moral juga sangat penting.
Pengaruh Lingkungan
Lingkungan mempunyai pengaruh yang juga besar. Hal ini karena berhubungan langsung dengan pergaulan sehari-hari. Banyak yang mungkin awalnya sebagai anak baik, namun setelah itu karena masuk ke pergaulan yang salah, akhirnya menjadi terbawa. Dan, julukan anak baik itu telah sirna. Jika kita melihat pergaulan saat ini, rasanya sedikit teman baik. Dalam arti, teman yang selalu mengingatkan jika kita hendak/sedang berbuat menyimpang dan selalu mengajak menuju kebaikan. Meskipun ada, muncul anggapan bahwa hal seperti itu kurang asyik dan 'cupu'.
Kemajuan Teknologi
Seperti yang sudah sedikit saya ungkapkan di awal, dunia informasi saat ini juga berperan dalam perilaku manusia. Di dunia maya, kita dapat mengakses berbagai informasi tanpa adanya batasan. Informasi tentang kekerasan, sex bebas, dlsb. dapat dengan mudah kita peroleh. Di sana kita juga dapat melihat langsung suatu adegan yang memanaskan suasana secara langsung (via streaming). Ini jelas sekali berdampak negatif.
Tidak jarang dibalik kenakalannya, sebenarnya ia menyimpan kesedihan. Tampak "preman" di luar, namun terkadang hatinya lemah. Empat poin di atas merupakan sebagian yang dapat melatarbelakangi seseorang berbuat perilaku menyimpang. Keempat poin di atas saling berkaitan. Keluarga mempunyai posisi sangat penting, terlebih lagi saat anak pada masa remaja. Pemberian bekal moral hendaknya diawali oleh keluarga. Pemahaman agama, terlebih lagi oleh keluarga, ini akan lebih mengena daripada dari luar. Peran keluarga juga ikut menentukan saat suatu individu tersebut berada di dunia luar. Karena, beberapa penyebab perilaku menyimpang sebagai pelarian dari apa yang didapat dalam keluarganya. Hm, alangkah indahnya jika dalam suatu keluarga saling menghargai dan penuh kasih sayang. Tapi, kembali lagi bahwa semua tergantung diri kita bagaimana menyikapinya. Kita harus dapat membendung diri dan memilih mana yang baik, mana yang buruk.
Meski saya bukan ahli dalam kejiwaan atau psikolog. Tapi ini berdasarkan apa yang terjadi di sekitar dan buku-buku yang pernah saya baca (tapi buku2nya lupa mana aja, hehe). Mohon maaf jika ada yang kurang atau salah. Mudah-mudahan bermanfaat dan mohon masukannya ^_^
Pada tulisan kali ini saya akan sedikit mengulas tentang "gaduh" kaum muda, lebih tepatnya perilaku menyimpang khususnya oleh kaum muda. Perilaku menyimpang sendiri merupakan suatu perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku. Beberapa orang beranggapan masa muda adalah masa bersenang-senang. Berbagai hal yang dianggap asyik dilakukan tanpa berpikir panjang. Kehidupan kaum muda sekarang erat dengan free sex, narkoba, alkohol, kekerasan, dll. Hal-hal tersebut tentu bersifat negatif. Namun apa daya, semua itu merupakan sesuatu yang asyik dilakukan. Banyak hal yang melandasi perilaku menyimpang ini. Pergaulan yang saat ini dapat dikatakan bebas, di samping itu kemajuan teknologi juga turut mendukung. Berbagai informasi dapat kita kirim dan didapat dengan mudah dari berbagai tempat.
Berbicara tentang kemajuan teknologi informasi, teringat ulah pemuda-pemuda yang duduk manis di depan PC di warnet. Yang dilakukannya bukan browsing materi sekolah atau kuliah, namun 'melongo' melihat gambar-gambar atau video yang memang menurut saya juga enak dipandang (lho, haha). Selain itu, sewaktu kelas dua SMA, pernah saya baca hasil survei yang menyebutkan bahwa gadis di Yogyakarta 96% sudah tidak perawan lagi. Ini prestasi yang sangat bagus (menyedihkan). Kaum muda juga erat dengan kekerasan. Tawuran antarpelajar, mahasiswa, sudah tidak asing lagi di telinga. Ada banyak beberapa alasan yang dapat menjelaskan perilaku menyimpang ini.
Proses Mencari Jati Diri
Remaja, dapat dikatakan masa di mana pencarian jati diri. Emosi individu pada masa ini cukup labil. Hal ini berpengaruh terhadap sifat yang mudah berubah-ubah dan mudah terbawa suasana. Tidak jarang ada yang berlaga kuat atau seperti preman, tujuannya agar dikenal dan dianggap seperti apa yang dilakukannya.
Pengaruh Keluarga
Keluarga mempunyai peran penting dalam pembentukan karakter individu. Anak yang sering melakukan perilaku menyimpang, tidak jarang dapat pengaruh dari kondisi keluarganya.
- Keluarga yang terlalu mengekang/over protective, ini dilarang, itu juga dilarang. Hal ini memancing rasa ingin tahu dan kejenuhan sehingga mendorong seseorang bertindak "aneh" atau bertindak apa yang tidak boleh dilakukan ketika di rumahnya.
- Broken home, kemungkinan besar si anak terupakan bahkan tertekan melihat keluarganya yang tidak akur. Berbagai hal pun dilakukan agar dirinya tidak ikut bingung dan tertekan. Akibatnya, salah jalan dan salah pergaulan pun terjadi.
- Orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Ini jelas sekali bahwa sang anak sedikit sekali mendapat perhatian. Sementara itu, perhatian dan kasih sayang orang tua sangat diperlukan.
- Orang tua yang terlalu bebas. Ini bertentangan dengan poin sebelumnya, namun kemungkinan berhubungan dengan poin kedua dan ketiga. Ortu yang terlau membebaskan anak/keluarganya juga tidak baik.
Kasus penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, tidak sedikit karena latar belakang keluarga. Keluarga harus memberikan contoh yang baik. Kasih sayang sebenarnya harus ada di tiap keluarga. Tidak hanya bekal materi, pemberian bekal moral juga sangat penting.
Pengaruh Lingkungan
Lingkungan mempunyai pengaruh yang juga besar. Hal ini karena berhubungan langsung dengan pergaulan sehari-hari. Banyak yang mungkin awalnya sebagai anak baik, namun setelah itu karena masuk ke pergaulan yang salah, akhirnya menjadi terbawa. Dan, julukan anak baik itu telah sirna. Jika kita melihat pergaulan saat ini, rasanya sedikit teman baik. Dalam arti, teman yang selalu mengingatkan jika kita hendak/sedang berbuat menyimpang dan selalu mengajak menuju kebaikan. Meskipun ada, muncul anggapan bahwa hal seperti itu kurang asyik dan 'cupu'.
Kemajuan Teknologi
Seperti yang sudah sedikit saya ungkapkan di awal, dunia informasi saat ini juga berperan dalam perilaku manusia. Di dunia maya, kita dapat mengakses berbagai informasi tanpa adanya batasan. Informasi tentang kekerasan, sex bebas, dlsb. dapat dengan mudah kita peroleh. Di sana kita juga dapat melihat langsung suatu adegan yang memanaskan suasana secara langsung (via streaming). Ini jelas sekali berdampak negatif.
Tidak jarang dibalik kenakalannya, sebenarnya ia menyimpan kesedihan. Tampak "preman" di luar, namun terkadang hatinya lemah. Empat poin di atas merupakan sebagian yang dapat melatarbelakangi seseorang berbuat perilaku menyimpang. Keempat poin di atas saling berkaitan. Keluarga mempunyai posisi sangat penting, terlebih lagi saat anak pada masa remaja. Pemberian bekal moral hendaknya diawali oleh keluarga. Pemahaman agama, terlebih lagi oleh keluarga, ini akan lebih mengena daripada dari luar. Peran keluarga juga ikut menentukan saat suatu individu tersebut berada di dunia luar. Karena, beberapa penyebab perilaku menyimpang sebagai pelarian dari apa yang didapat dalam keluarganya. Hm, alangkah indahnya jika dalam suatu keluarga saling menghargai dan penuh kasih sayang. Tapi, kembali lagi bahwa semua tergantung diri kita bagaimana menyikapinya. Kita harus dapat membendung diri dan memilih mana yang baik, mana yang buruk.
Meski saya bukan ahli dalam kejiwaan atau psikolog. Tapi ini berdasarkan apa yang terjadi di sekitar dan buku-buku yang pernah saya baca (tapi buku2nya lupa mana aja, hehe). Mohon maaf jika ada yang kurang atau salah. Mudah-mudahan bermanfaat dan mohon masukannya ^_^
hiyeh
ReplyDeletemak posang engko maca tolesanna
hahah
Drmu sing gubluk Rez, wek.
ReplyDeleteOjo acacah mdureh, qok tak ngerteh, haha.
golek ngesro iki,,,
ReplyDeleteSudahlah akui saja.
ReplyDelete