Tuesday, August 2, 2011

Krisis Jati Diri

Akhirnya saya nulis lagi, hehe. Kali ini tentang sebuah pertanyaan yg mungkin sederhana. Beberapa kali pertanyaan ini muncul dalam diri. Namun, lama-kelamaan pertanyaan ini mengembang ke sekitar. Pertanyaan sederhana ini adalah "Siapa saya?". Mungkin ini terdengar aneh dan sepele. Sebenarnya petanyaan ini cukup penting.

Sebelumnya saya pernah menulis tentang masalah potret diri. Setiap orang mempunyai sifat dan kepribadian sendiri. Sebenarnya saya tidak pandai merangkai kata-kata. Namun, dalam tulisan ini berisikan tentang apa yang ada dipikiran saya berdasarkan beberapa hal yang terjadi. Manusia mempunyai sifat ingin dilihat orang lain atau menjadi perhatian. Sedikit atau banyak sifat ini dimiliki oleh tiap individu. Bahkan terkadang kesombongan dalam diri pun muncul yang menunjukkan kehebatan atau jati diri.

Lunturnya Jati Diri
Kemajuan teknologi juga mempengaruhi pola hidup kita. Kepribadian kita pun juga terkena dampaknya. Teknologi dapat dikatakan sebagai penghubung dari tempat satu dengan yang lainnya. Ini karena dengan kemajuan teknologi saat ini berbagai informasi dapat kita peroleh atau tersebar dengan mudah. Jarak bukan lagi kendala. Masalahnya, tidak sedikit dari informasi tersebut yag bersifat negatif.

Apa hubungannya teknologi dengan kepribadian? Tidak sedikit dari kita yang terbawa beberapa tren dari luar yang dianggap menarik. Ada yang bersifat positif, ada juga yang negatif. Hal yang terjadi saat ini, saya melihat tidak sedikit yang mengubah jati dirinya menjadi orang lain. Menurut saya ini bukan hal yang baik. Ada yang meniru gaya orang/artis yang digemari hingga dari ujung rambut sampai ujung kaki dibuat semirip mungkin dengan yang digemarinya.

Suka Ikut-ikutan
Saat ini dapat kita lihat di sekitar, contoh, maraknya bermunculan boyband atau girlband. Entah kita yang suka meniru atau ikut-ikutan atau sebuah ide yang muncul bersamaan. Anggapan setiap orang berbeda dan itu adalah hak kita.

Hal yang ingin saya sampaikan, kita harus bangga dengan diri sendiri. Tidak perlu menjadi orang lain, terlebih yang bertujuan mendapatkan pengakuan diri dalam lingkungan. Pengakuan itu dapat muncul dengan sendirinya sesuai dengan apa yang kita lakukan. Mohon maaf jika terdapat hal-hal yang kurang berkenan.

Tetap jadi diri sendiri dan selalu lakukan yang terbaik.

Related Post:

No comments:

Post a Comment